Moskow - Pemerintah Rusia mengancam akan melarang situs jejaring sosial Facebook pada 2018 jika gagal mematuhi undang-undang negara komunis ini.
Kepala Dinas Komunikasi Federal Rusia Alexander Zharov mengatakan undang-undang penyimpanan data pribadi dalam negeri diwajibkan kepada semua orang.
"Dalam semua kasus, kami tetap mematuhi hukum, atau pihak-pihak itu berhenti bekerja sama dengan Rusia. Tidak ada pengecualian," kata Zharov, seperti yang dilansir Channel News Asia, pada 26 September 2017.
Alexander Zharov mengatakan lembaganya belum menghubungi Facebook dan bersikeras platform milik Mark Zuckenberg itu harus berusaha menyelesaikan masalah ini.
Undang-undang penyimpanan data pribadi diberlakukan di Rusia pada September 2015 dan meminta pihak-pihak yang terlibat untuk mengumpulkan data publik yang tersimpan di negara itu.
"CEO Facebook Mark Zuckerberg telah berjanji untuk lebih waspada terhadap upaya Rusia untuk memanipulasi diskusi politik di Facebook-baik di Amerika Serikat maupun di negara-negara demokratis lainnya.". Kata Mark Zackerberg Dilangsir pada suatu situs Rusia
Undang-undang, yang ditentang keras oleh industri telekomunikasi, merupakan langkah nyata untuk menekan situs-situs seperti Facebook dan Twitter, agar mau menyerahkan informasi para pengguna kepada pemerintah.
Situs profesional LinkedIn telah dilarang di Rusia pada November 2016 karena gagal mematuhi undang-undang itu.
Alexander mengatakan, situs mikroblogging Twitter telah sepakat untuk mematuhi undang-undang tersebut mulai 2018.
"Kami sangat mengerti Facebook memiliki sejumlah besar pengguna di Rusia, tapi di sisi lain, kami memahami bahwa ini bukan layanan unik, ada situs media sosial lainnya," kata Zharov.
Komentar Zharov muncul setelah Facebook mengungkapkan akun palsu yang terkait dengan Rusia dibayar untuk mempengaruhi pemilihan umum Amerika Serikat 2016.
Facebook banyak digunakan oposisi dan lawan Presiden Vladimir Putin untuk mengkoordinasikan protes dan membuat pernyataan politik.
Pemimpin oposisi Alexei Navalny, yang kemungkinan akan menjadi saingan Putin saat Rusia bersiap untuk pemilihan Presiden pada Maret tahun depan, sangat mengandalkan Facebook untuk berkomunikasi dengan pendukungnya. Namun ancaman ini akan menyulitkannya meraih dukungan.
Platform Facebook juga memungkinkan warga Rusia mendapat informasi yang lebih beragam dan netral karena televisi pemerintah dianggap hanya memberikan liputan negatif.